Kamis, 23 Juni 2016

Apa Manfaat Karate dalam Memasuki Dunia Kerja ?


Sosialisasi untuk mengajak masyarakat menghentikan kekerasan seksual pada anak & wanita dalam bentuk stiker oleh training berbasis karate "Tekad Kuat"



*****

Hal yang sering saya dengar ketika saya menawarkan (latihan) karate adalah kalimat ini, "Waduh ! Memangnya mau berkelahi ?"

Ya, walau bagaimanapun harus diakui bahwa karate dalam pandangan masyarakat masih dikaitkan dengan berkelahi. Tentu saja, ada bagian dari masyarakat yang tidak seperti itu, tapi itu tidak banyak. Setidaknya, begitulah pengalaman saya : masih lebih banyak masyarakat yang berpendapat bahwa karate = berkelahi, dan kurang berguna untuk melamar pekerjaan.

Bahkan, ada orang-orang yang dulu ketika masih sekolah / kuliah berlatih karate, pada saat Sudan bekerja ada yang berhenti berlatih. Alasannya, karate tidak relevan / tidak bisa dipakai untuk mendukung pekerjannya, jadi tidak usah berlatih karate lagi.

Tetapi, benarkah demikian ?

(Bersambung)

----- "Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa" -----





TRAINING untuk Ibu-Ibu / Remaja Putri / Anak-Anak : TRAINING Berbasis Karate "TEKAD KUAT"



Peserta training berbasis karate (karate based training) "Tekad Kuat" menyelesaikan ujian Program Dasar-1 yaitu memecah bata dan genting sungguhan (bukan bata / genting dibuat khusus untuk demonstrasi). 
Tujuannya adalah untuk melatih sikap mental / kepribadian dan fisik peserta.

*****

 Apa latar belakang didirikannya Karate Based Training / 
Spirit of Karate Outbound Training “Tekad Kuat” ini ?
         
Yang pertama adalah adanya orang-orang yang di masa SMP / SMA / kuliah  adalah seorang karateka, tetapi setelah bekerja tidak lagi berlatih karate karena berpikir bahwa karate tidak berkaitan dengan dunia kerja. Aibatnya, anak-anak mereka juga tidak punya keinginan maupun diarahkan untuk berlatih karate. Padahal, karate berguna dalam dunia kerja. Sebab, ketika seseorang mempelajari karate secara utuh (akal, mental, teknik, fisik, dan filosofinya), maka orang itu akan mempunya sikap mental & perilaku fisik yang kuat, yang diperlukan untuk memasuki dan tetap eksis di dunia kerja (dengan didukung asesmen psikologi & personal unconscious mind).

Yang kedua adalah adanya ibu-ibu maupun remaja putri yang perlu untuk belajar beladiri praktis sebagai perwujudan dari sikap waspada, berbasis asesmen psikologi & personal unconscious mind.  

Yang ketiga adalah adanya anak-anak dan remaja, baik perempuan maupun laki-laki, yang perlu untuk meningkatkan rasa percaya diri supaya tidak di-bully berbasis karate, asesmen psikologi & personal unconscious mind.


Seorang wanita peserta training menyelesaikan ujian Program Dasar-1


Mengapa disebut Karate Based Training (KBT) /
Spirit of Karate Outbound Training (SKOT) ?
         
Disebut sebagai Karate Based Training (KBT) karena program ini merupakan program training berbasis karate, yang penuh dengan suasana kekeluargaan dan menyenangkan, serta didukung dengan asesmen psikologi & personal unconscious mind.

Disebut sebagai Spirit of Karate Outbound Training (SKOT) karena pada awal berdirinya program ini merupakan training berbasis karate, yang mengajarkan akal, mental, teknik, fisik, dan filosofi secara menyeluruh, jadi bukan sekedar olah raga saja, apalagi sekedar mengejar sabuk hitam; KBT / SKOT “Tekad Kuat” hanya memberikan maksimal sabuk coklat strip (tidak memberikan sabuk hitam).

Seorang wanita peserta training menyelesaikan ujian Program Dasar-1


Apakah sabuk yang diberikan oleh
KBT / SKOT “Tekad Kuat” ini sama dengan sabuk dari
tempat latihan karate yang lain ?
         
Ada banyak aliran karate di dunia ini, masing-masing memiliki tempat latihannya sendiri. Masing-masing aliran menghormati aliran lainnya, tetapi sistem sabuk dan kurikulumnya berbeda-beda.

Misalnya, karate aliran Shotokan menggunakan sabuk warna putih (pemula) kemudian kuning kemudian hijau kemudian biru kemudian coklat. Sedangkan karate aliran Kyokushin menggunakan sabuk warna putih (pemula) kemudian biru kemudian kuning kemudian hijau kemudian coklat.

Contoh lainnya, jurus pertama karate aliran Shotokan merupakan jurus kedua karate aliran Shitoryu; jurus kedua Shotokan merupakan jurus pertama Shitoryu.


Peserta training berbasis karate "Tekad Kuat" yang sebelumnya tidak memiliki sabuk dari dojo karate atau beladiri lain, berlatih menggunakan sabuk warna putih. Adapun peserta training yang sebelumnya sudah memiliki sabuk warna dari dojo karate atau beladiri lain, berlatih menggunakan sabuk warna tersebut. Hal ini dikarenakan program ini adalah program training, bukan sebuah dojo maupun aliran karate. 

Seorang wanita peserta training melakukan gerakan pemanasan


Secara prinsip, apa manfaat KBT / SKOT “Tekad Kuat” ?

1. Meningkatkan rasa percaya diri
2. Memelihara kesehatan fisik
3. Memberikan kemampuan beladiri praktis

Hal ini dikarenakan KBT / SKOT merupakan training yang mengombinasikan karate dengan asesmen psikologi dan personal unconscious mind. Orang yang mengikuti training KBT / SKOT memang tidak dilatih untuk menjadi atlet karate, tetapi dilatih untuk keperluan praktis dalam hidup sehari-hari maupun di tempat kerja


Para peserta training sedang melakukan gerakan pemanasan di luar ruangan (outbound training)




Training dilakukan secara berpasangan, menumbuhkan sikap saling membantu dan saling membutuhkan di antara peserta training



Training sikap mental / kepribadian dan fisik berupa memanggul teman / sesama peserta training untuk meningkatkan sikap mental / kepribadian dan kekuatan fisik

Lambang training

*****

Menemani anak sambil mengikuti training berbasis karate ? Mengapa tidak ?

Selamat menemani anak.... 

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa"

*****




Senin, 20 Juni 2016

Holiparent Masih Menemani Orang Tua dalam Menemani Anak




Sejak awal mula terbit pada tanggal 8 Mei 2012, "Holiparent" - blog inspirasi pendidikan kreatif ini ditujukan kepada para orang tua dalam menemani anaknya. "Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa" adalah motto yang selalu ditulis pada bagian akhir setiap tulisan.

Setelah sekian lama tidak terbit, "Holiparent" - blog inspirasi pendidikan kreatif kini hadir kembali. Empat tahun bukanlah waktu yang singkat bagi perjalanan sebuah blog, apalagi ada para orang tua yang dalam berbagai pertemuan dengan pengelola blog ini bertanya, "Mengapa blog Holiparent tidak terbit lagi ?"

Pertanyaan dari para orang tua seperti itulah yang mendorong blog ini terbit kembali, apalagi ditambah dengan beberapa telepon yang diterima oleh pengelola blog ini, yang intinya bahwa ada orang-orang yang sebelumnya tidak dikenal oleh pengelola blog ini yang bertanya melalui telepon dan bisa mendapatkan bantuan dikarenakan membaca tulisan dalam blog ini.

Terima kasih atas semua dukungan yang diberikan. Semoga kita semua selalu dalam berkat dan lindungan Tuhan Yang Mahaesa dalam menemani anak.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa"

-----Selesai :-)