Rabu, 31 Oktober 2012

TENTANG MEMPERTAHANKAN HAK






Judul kali ini memang agak aneh terdengar di telinga. Bukankah biasanya anak diajari untuk memenuhi kewajibannya ? Kenapa tulisan kali ini malah membahas tentang hak ?

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak yang saya hormati,

Seperti biasa, saya men-sharing-kan dalam blog ini apa yang secara nyata memang terjadi. Dan kali ini, sharing-nya memang tentang mempertahankan hak. Komplitnya, anak perlu kita ajari untuk tidak ragu atau takut untuk mempertahankan hak-nya, apabila kewajibannya memang sudah dilakukan / dipernuhi.

Ceritanya begini :

Suatu siang menjelang jam makan siang, saya ditelepon oleh seorang teman yang lebih mengenal saya sebagai "orang hukum" daripada sebagai "orang psikologi". Mungkin, ini karena dia mengenal saya ketiksa saya masih kuliah di Fakultas Hukum dan bekerja sebagai Kepala Departemen Hukum pada sebuah group perusahaan swasta yang meliputi perusahaan-perusahaan di berbagai kota.

Teman saya ini mengadu kepada saya, bahwa dia merasa tidak puas dengan layanan sebuah oknum  toko yang menjual AC ("air conditioner").

Intinya, teman saya ini datang ke sebuah toko, memesan AC jenis dan merek tertentu, dan membayar secara tunai dan lunas. Semua ada bukti tertulisnya.

Ketika AC dikirim ke rumah teman saya, ternyata jenis dan mereknya tidak sesuai dengan yang tertulis di bukti pemesanan dan pembayaran. AC yang dikirim harganya lebih murah daripada yang dipesan / dibayar teman saya.

Masalahnya, ketika teman saya menolak AC yang dikirim itu karena tidak sesuai pesanan / pembayaran, oknum penjual itu hanya mau mengembalikan 85% dari uang yang sudah dibayar. Padahal teman saya meminta uang pembayaran dikembalikan 100% karena bukan dia selaku pembeli yang melakukan kesalahan.

Pada saat saya sedang makan siang, teman saya kembali menelepon saya. Katanya, "Mas, ini penjualnya mau bicara langsung". 

Saya katakan, "Boleh".

Lalu bicaralah oknum penjual ini. Intinya dia mengatakan tidak mau mengembalikan uang 100%, hanya mau mengembalikan 85% saja. Dia juga mengatakan bahwa anaknya adalah seorang Pengacara. Dia lalu juga bilang bahwa dia punya Pengacara yang lain lagi. 

Saya hanya menjawab, "Kalau begitu, silakan konsultasi dengan Pengacara, apakah tidak mau mengembalikan uang 100% itu benar secara hukum".

Setelah saya berkata demikian, oknum penjual ini agak melunak. Dia berjanji akan mengganti AC yang telah dikirim (tetapi tidak sesuai pesanan  / pembayaran) itu dengan AC yang sesuai pesanan / pembayaran. Kalau tidak ada AC yang sesuai pesanan / pembayaran, maka uang pembayaran akan dikembalikan 100%.

Ternyata masalah belum selesai. Sore itu juga, teman saya telepon lagi. Intinya, AC yang dikirim tidak sesuai pesanan / pembayaran sudah diambil si oknum penjual (teman saya punya bukti tertulis atas penyerahan barang itu). Tetapi karena AC yang sesuai pesanan / pembayaran tidak ada, maka uang akan dikembalikan 85%.

"Bagaimana, Mas ?" tanya teman saya.

Saya bilang, "Uangnya jangan diterima. Itu sebagai bukti nyata bahwa pembeli tidak setuju uangnya dikembalikan hanya 85%. Yang penting bukti tertulis bahwa AC yang tidak sesuai pesanan / pembayaran sudah dikembalikan jangan sampai hilang. Juga bukti pemesanan dan bukti pembayaran jangan sampai hilang. Besok dilanjutkan saja di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen - Kota Semarang". 

Sekitar pk. 18.00 WIB, teman saya memberi kabar. Katanya, "Mas, uangnya sudah dikembalikan 100%".

--------------------

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Kejadian itu kebetulan terjadi di hari Sabtu. Saya kebetulan "ngantor" setengar hari (sampai pk. 13.00 WIB). Setelah itu, saya bersama anak dan istri pergi berenang di kolam renang langganan. Jadi, telepon-telepon yang saya terima dari teman saya setelah jam makan siang juga diketahui oleh anak saya. 

Apakah ini ada manfaatnya bagi anak ?

Ya ! Anak akan belajar dari pengalaman (meskipun bukan saya yang menjadi pembeli dalam kasus ini, saya hanya menjadi konsultan saja) bahwa ada kalanya kita berhadapan dengan oknum / orang yang tidak baik, yang akan merugikan kita. 

Dalam kasus ini, anak diberitahu bahwa bukan berarti kita ingin membalas kejahatan orang itu, tetapi kita memang harus mempertahankan hak kita sesuai hukum yang berlaku. 

Ini juga sebenarnya mendidik anak untuk tidak berlaku curang / jahat, karena orang lain yang di-curang-i / di-jahat-i juga dilindungi oleh hukum untuk mempertahankan hak-nya.

Dengan demikian, anak akan menjadi sadar hukum.

Selamat menemani anak.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----

Foto oleh Bernardine Agatha Adi Konstantia.
Tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph.


CONSTANTINUS (pengelola HOLIPARENT) adalah lmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial. Magister Manajemen di bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri & Komunikasi, dan Praktisi Perbankan.
 
 
  
www.holiparent.blogspot.com diterbitkan oleh "Holiparent Studio 89" (dahulu "Jantera Study 89") yang memberikan bimbingan & konsultasi untuk anak-remaja-dewasa tentang Article Writing & Scientific Photography for  Communication & Creativity Purposes. Bimbingan & konsultasi di Jalan Anjasmoro V no. 24 Semarang setiap Senin-Jumat pk. 18.00-21.00 (Minggu pagi khusus Scientific Photography - Outdoor).

Jumat, 26 Oktober 2012

ANAK BELAJAR DARI PENGALAMAN NYATA


Siswa-siswi kelas 8 dan siswa-siswi kelas 7 Akselerasi SMP PL Domenico Savio pada tanggal 25 Oktober 2012 mengikuti kegiatan Studi Wisata ke Yogyakarta. 

Ada hal-hal menarik yang layak untuk kita renungkan bersama dalam blog inspirasi pendidikan kreatif ini.


Yang pertama adalah menyadari bahwa setiap manusia (anak / siswa) itu adalah tidak sama. Ada yang bertubuh besar, ada yang tidak.

Ini adalah karunia dari Tuhan Yang Mahaesa. Dan karena itulah manusia memang harus siap membantu.

Dalam kegiatan Studi Wisata kali ini, terlihat bahwa kegiatan membantu dengan ikhlas, dengan senang hati, tanpa rasa iri ini terlihat dari semangat murid-murid yang bertubuh besar yang membawa makanan / minuman / perlengkapan dalam doos / box sebagaimana terlihat dalam foto-foto di atas dan di bawah ini.







--------------------

Yang kedua adalah tentang persiapan dalam doa dan usaha nyata secara disiplin.

Para siswa-siswi sebelum berangkat Studi Wisata melakukan Doa Bersama dipimpin oleh guru / panitia pendamping.

Ini akan mengingatkan anak bahwa apapun rencana yang akan kita lakukan, semuanya harus didasari dengan doa.







Selain berdoa bersama, tentu saja harus ada usaha yang nyata sejalan dengan apa yang telah di-doa-kan.

Usaha nyata ini antara lain mengenai perencanaan yang baik. Dengan perencanaan yang baik, yang diumumkan kepada semua murid, maka kegiatan Studi Wisata akan berjalan dengan baik.


Pengalaman-pengalaman seperti ini ----- diawali dengan Doa Bersama, dilanjutkan dengan pengumuman yang merupakan sosialisasi dari apa saja yang telah direncanakan dengan baik ----- diharapkan memberikan wawasan dan pengalaman nyata bagi setiap anak bahwa seperti inilah yang disebut dengan melakukan kegiatan.



--------------------

Yang ketiga, adalah tentang meminta bantuan pihak lain.

Dalam kegiatan Studi Wisata ini, pihak sekolah / guru / panitia melakukan koordinasi dengan pihak Kepolisian untuk melakukan pengawalan, supaya perjalanan bisa berjalan dengan lancar dan selamat.


Ada wawasan dan pengalaman yang didapat oleh anak, bahwa dalam mewujudkan apa yang sudah kita rencanakan, kita juga perlu melakukan koordinasi / meminta bantuan dari pihak lain, supaya bisa berjalan / berhasil dengan baik.

Ini akan membuat anak menjadi sadar, bahwa untuk bisa berjalan / berhasil dengan baik itu bukan hanya diperlukan yang penting aku begini atau begitu, tetapi juga diperlukan dukungan / bantuan dari pihak lain.

--------------------

Yang kempat adalah tentang tim pendukung untuk mengatasi hambatan teknis yang mungkin saja muncul.

Di sini, anak mendapatkan wawasan / pengetahuan bahwa ketika merencanakan untuk melakukan sesuatu, harus pula diperhitungkan munculnya kendala teknis yang tidak diduga, yang di luar kemampuan dan kemauan kita, yang mau tidak mau harus diatasi / dicarikan jalan pemecahannya.



Dalam Studi Wisata ini, ada satu mobil khusus yang berisi Supporting Team dari pihak perusahaan bis yang digunakan untuk kegiatan ini.





--------------------

Yang kelima adalah berkoordinasi / melakukan persiapan hingga di lapangan (bukan hanya konsep di atas kertas) dan hingga saat-saat pelaksanaan, sehingga secara detail dapat dirasakan bahwa semuanya memang sudah sesuai dengan apa yang direncanakan.


Kehadiran Bruder / Guru / Panitia / Orang Tua dalam kegiatan ini merupakan wujud nyata yang dapat dirasakan oleh anak bahwa semua pihak memang telah melakukan persiapan dengan sungguh-sungguh dan memberikan perhatian yang serius pada setiap tahap / proses kegiatan ini.









--------------------

Anak memang belajar bukan hanya dari buku / teori saja.

Anak juga belajar dari pengalaman-pengalaman nyata seperti persiapan dan pelaksanaan Studi Wisata ini. 

Adalah merupakan kewajiban bagi kita selaku orang tua untuk mengajak anak menggali lebih dalam tentang nilai-nilai yang dapat diambil hikmahnya / dipelajari supaya ketika anak harus melakukan suatu kegiatan, anak juga dapat meniru hal-hal yang baik ini.

--------------------

Selamat menemani anak.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa"

-----o0o-----

Foto dan tulisan oleh Constantinus.


CONSTANTINUS (pengelola HOLIPARENT) adalah lmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial. Magister Manajemen di bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri & Komunikasi, dan Praktisi Perbankan.
 
 
  
www.holiparent.blogspot.com diterbitkan oleh "Holiparent Studio 89" (dahulu "Jantera Study 89") yang memberikan bimbingan & konsultasi untuk anak-remaja-dewasa tentang Article Writing & Scientific Photography for  Communication & Creativity Purposes. Bimbingan & konsultasi di Jalan Anjasmoro V no. 24 Semarang setiap Senin-Jumat pk. 18.00-21.00 (Minggu pagi khusus Scientific Photography - Outdoor).

Rabu, 24 Oktober 2012

BELAJAR FISIKA SAMBIL MAKAN DI RUMAH MAKAN : LILIN MEJA



Sabtu sore kemarin (20 Oktober 2012) setelah berenang di Kolam Renang "Oasis" Jalan Kompol Maksum Semarang, anak, istri, dan saya makan bersama di Rumah Makan "Mi Ramen" Jalan Singosari Semarang.

Sambil menunggu makanan yang kami pesan disajikan (karena harus dimasak dulu sebentar), anak dan istri saya asyik memandangi lilin meja yang menyala di atas meja makan kami.

Lilin meja itu terbuat dari minyak dan air (airnya berwarna hijau, terletak di bagian bawah; minyaknya terletak di atas air) yang diwadahi mangkuk kecil dari kaca berwarna putih.

Obrolan anak dan istri saya begitu asyik. Tentang berat jenis minyak yang lebih kecil dari berat jenis air, sehingga air selalu terletak di bawah minyak. (Istri saya yang bercerita tentang ini).

Juga tentang cahaya yang merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata. (Kali ini, anak saya yang bercerita kepada ibunya).

Saya sendiri kemudian nimbrung / ikut dalam obrolan anak dan istri saya. Saya bercerita tentang proses oksidasi yang menghasilkan api / panas, dan kaitannya dengan fisika molekuler.

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Seperti halnya tulisan di blog ini edisi hari Minggu tanggal 21 Oktober 2012 mengenai belajar Gaya Archimedes yang dapat dilakukan sambil berenang di kolam renang (lebih praktis dan langsung dapat dipraktekkan), maka tulisan kali ini mengajak kita semua untuk mengajak anak untuk ngobrol tentang pelajaran sekolah sambil kita melakukan aktivitas sehari-hari.

Apa yang ingin disebarluaskan melalui tulisan ini adalah : anak bisa merasakan secara langsung dam mudah bahwa apa yang diajarkan di sekolah bukan semata-mata harus dihafalkan, namun semua itu secara nyata kita alami dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian anak dapat memiliki pengalaman dan sudut pandang bahwa pelajaran sekolah bukanlah beban yang harus dihafalkan, namun sesuatu yang praktis saja.

Selamat menemani anak.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----

Foto dan tulisan oleh Constantinus.

CONSTANTINUS (pengelola HOLIPARENT) adalah lmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial. Magister Manajemen di bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri & Komunikasi, dan Praktisi Perbankan.
 
 
  
www.holiparent.blogspot.com diterbitkan oleh "Holiparent Studio 89" (dahulu "Jantera Study 89") yang memberikan bimbingan & konsultasi untuk anak-remaja-dewasa tentang Article Writing & Scientific Photography for  Communication & Creativity Purposes. Bimbingan & konsultasi di Jalan Anjasmoro V no. 24 Semarang setiap Senin-Jumat pk. 18.00-21.00 (Minggu pagi khusus Scientific Photography - Outdoor).

Selasa, 23 Oktober 2012

BELAJAR FISIKA DI KOLAM RENANG



 
Belajar tentang pelajaran sekolah selain dilakukan di sekolah, di rumah, juga bisa dilakukan di kolam renang. Misalnya, belajar tentang Hukum Archimedes.

Kebetulan anak, istri, dan saya sama-sama gemar berenang. Kalau saya dan istri, karena dulu kuliah di Perikanan Universitas Diponegoro dan untuk melakukan Praktikum memang diperlukan kemampuan renang (kalau Praktikum, renangnya di laut, di sungai atau muara sungai; tidak mungkin di kolam renang), maka berenang memang merupakan kesenangan sekaligus kemahiran dasar yang harus dikuasai.

Pada saat berenang di kolam renang itulah, biasanya saya bercerita kepada anak tentang materi pelajaran Fisika yang ada kaitannya dengan air. Misalnya, tentang Hukum Archimedes.

Konon katanya, suatu ketika Archimedes diberi tugas untuk menentukan, mana mahkota raja yang asli (terbuat dari emas) dan mana mahkota raja yang palsu (terbuat dari emas palsu). Tetapi mahkola itu tidak boleh dibongkar / dirusak untuk melihat apakah terbuat dari emas (mahkota raja yang asli) atau tidak (mahkota raja yang palsu).

Archimedes berpikir keras. Bahkan pada saat dia sedang mandi (saat itu, kalau mandi pasti berendam di dalam wadah air untuk mandi). Dan ketika tiba-tiba saja Archimedes mendapat ide bagaimana menentukan asli tidaknya mahkota, maka dengan gembira Archimede berteriak kegirangan, "Eureka!" sambil berlari-lari ke luar rumahnya. Sampai-sampai Archimede lupa bahwa dia masih telanjang ! 

Apa yang dipikirkan oleh Archimedes ?

Ternyata fakta bahwa apabila suatu benda dimasukkan ke dalam air, maka benda itu akan mendapat gaya tekan ke atas oleh air (disebut Gaya Archimedes) berbanding lurus (sebanding) dengan volume air yang dipindahkan oleh benda itu.

Secara Fisika, rumusnya adalah F = (berat jenis air) X (percepatan gravitasi) X (volume); di mana F adalah Gaya Archimedes.

Cerita tentang Gaya Tekan ke Atas ( disebut Gaya Archimedes) yang dilakukan oleh air terhadap benda yang terendam air ini memang lebih menarik dan lebih mudah dicerna oleh anak ketika diceritakan di kolam renang.

Dan apa gunanya untuk berenang ?

Dengan prinsip Gaya Archimede itu, anak langsung bisa membuktikan bahwa dengan berdiam diri saja sambil menikmati Gaya Archimedes yang ada di kolam renang, maka tubuh anak otomatis akan mengapung. Dengan demikian anak tinggal menggerakkan kaki dan tangan, maka anak sudah bisa berenang.

Semudah itukah berenang ?

Saya katakan, "Ya !", karena buktinya memang demikian.

Dengan menerapkan Gaya Archimedes di kolam renang, maka anak langsung belajar dua hal dengan mudah :

(1) Fisika tentang Gaya Archimedes (meski di sekolah mungkin belum diajarkan, tidak masalah...karena ini memang langsung dapat dipahami dalam kenyataan sehari-hari),

(2) Berenang jadi lebi mudah (terutama meng-apung-kan badan yang bagi banyak orang yang baru belajar renang dirasa sulit sekali, karena tidak mencoba merasakan Gaya Archimedes yang ada di kolam renang).

Selamat menemani anak.

Selamat menemani anak menjadi ilmiah dengan mudah dalam hidup sehari-hari.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----

Foto dan tulisan oleh Constantinus.

CONSTANTINUS (pengelola HOLIPARENT) adalah lmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial. Magister Manajemen di bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri & Komunikasi, dan Praktisi Perbankan.
 
 
  
www.holiparent.blogspot.com diterbitkan oleh "Holiparent Studio 89" (dahulu "Jantera Study 89") yang memberikan bimbingan & konsultasi untuk anak-remaja-dewasa tentang Article Writing & Scientific Photography for  Communication & Creativity Purposes. Bimbingan & konsultasi di Jalan Anjasmoro V no. 24 Semarang setiap Senin-Jumat pk. 18.00-21.00 (Minggu pagi khusus Scientific Photography - Outdoor).