Rabu, 26 September 2012

TETAP DISIPLIN / TIDAK SEMBARANGAN MESKI SEDANG TERBURU-BURU


Gambar 1.
 
Tas-tas sekolah yang diletakkan / terkumpul rapi dekat Pos Satpam. 

Pada umumnya murid-murid tetap disiplin meletakkan tasnya di dekat Pos Satpam sehingga tidak menghalangi jalan.

 
Gambar 2.
 
Pada saat sedang terburu-buru, beberapa anak menjadi asal saja meletakkan tasnya, sehingga menghalangi / mengganggu jalan.

Foto ini diambil sebelum tas-tas itu dibawa oleh Satpam untuk diletakkan di dekat Pos Satpam (sehingga tidak menghalangi / mengganggu jalan).

Meskipun sama-sama sedang terburu-buru (baru saja keluar dari kelas / selesai jam pelajaran, sama-sama lelah, sama-sama lapar, sama-sama haus, sama-sama terburu-buru ingin membeli makanan / minuman) kebanyakan anak tetap disiplin / tidak sembarangan meletakkan tasnya di dekat Pos Satpam, sementara beberapa anak menjadi asal saja meletakkan tas di dekat jalan sehingga mengganggu jalan itu (dan segera tas-tas itu akan diletakkan oleh Satpam di dekat Pos Satpam).

------------------------------


Suatu siang saya meluangkan waktu untuk menjemput anak saya. Biasanya dia pulang naik mobil antar jemput berlangganan.

Saya duduk di bangku panjang terbuat dari pipa besi yang disediakan pihak sekolah bagi para penjemput. Lalu, sambil duduk menunggu, tiba-tiba saja pandangan mata saya tertuju pada tas-tas sekolah yang ditaruh berjajar. Tas-tas itu milik murid-murid SD yang sekolahnya satu komplek dengan sekolah anak saya (anak saya kelas VIII SMP. Dulu waktu SD, sekolahnya juga di SD itu).

--------------------

Anak-anak SD itu baru keluar dari kelas. Sudah cukup besar-besar. Sepertinya murid kelas IV atau V atau VI.

Begitu sampai di depan Pos Satpam, mereka memarkir  tasnya di sana. Cukup rapi. Dalam arti, terkumpul di satu atau dua tempat saja. Beberapa tas memang ada yang ditaruh agak di tengah jalan (yang dipakai untuk keluar masuk mobil antar jemput sekolah), sehingga harus disingkirkan  oleh Satpam (diletakkan jadi satu dengan tas-tas lain yang sudah terkumpul di dekat Pos Satpam).

Apa yang menarik perhatian saya ?

Yang membuat saya tertarik adalah : mengapa ada yang punya kesadaran memarkir tas di tempat yang benar (tidak di tengah jalan) dan mengapa ada yang seolah tidak peduli dengan memarkir tas di tengah jalan ?

Memang jaraknya tidak terlalu jauh. Tetapi justru itu yang menjadikannya menarik. Selisih jaraknya hanya sedikit saja, kenapa ada beberapa anak yang tidak mau memarkir tas di tempat yang semestinya ?

Jawabannya bisa saja sederhana : anak sudah lelah dan terburu-buru ingin membeli minuman atau makanan di warung-warung yang ada di dekat situ. Makanya, ada yang asal saja (tidak semuanya) memarkir tasnya sembarangan.

--------------------

Saya tersenyum dalam hati merenungkan hal ini : apakah karena sedang terburu-buru maka memang boleh tidak pada tempatnya ?

Saya tersenyum di dalam hati karena sebagai seorang Praktisi Psikologi Industri   di berbagai perusahaan swasta dalam 11 tahun terakhir, perilaku seperti ini memang ada (= dilakukan oleh orang dewasa). Memang saya tidak bisa memastikan apakah para karyawan ini (= orang dewasa ini) dulu pada saat kecil juga sudah punya perilaku seperti itu : kalau sedang terburu-buru maka jadi asal-asalan / sembarangan / tidak disiplin.

--------------------

Tiba-tiba saja bayangan wajah para dosen Psikologi saya dulu (ketika saya masih duduk di bangku kuliah). Beliau-beliau menjelaskan bahwa antara masa kanak-kanak sampai remaja, dewasa, lanjut usia itu merupakan suatu kontinum.  Artinya, berkesinambungan. Termasuk, dalam hal perilaku. (Tentu saja, proses belajar sosial / pengalaman hidup juga mempengaruhi. Tetapi hal-hal dari masa kecil toh selalu saja ada yang dibawa di masa-masa berikutnya).

Jadi, apakah beberapa anak yang sedang terburu-buru dan karena itu memarkir tasnya sembarangan juga akan melakukan hal seperti itu di masa dewasa-nya kelak ? Tentu saja, saya (lagi-lagi) tidak tahu.

Setidaknya, masih ada jauh lebih banyak anak-anak yang meskipun juga sedang terburu-buru (karena sekolahnya sama, jadi sama-sama lelah, sama-sama lapar, sama-sama haus) tetap tertib dalam memarkir tasnya.

Adapun satu atau dua atau tiga oknum yang pada saat sedang terburu-buru menjadi sembarangan juga dalam perjalanan hidupnya bisa berubah lebih baik.

--------------------

Sebagai orang tua, kita memang wajib merenung dan memperhatikan : anak kita termasuk yang golongan mana ? Termasuk yang walaupun sedang terburu-buru tetap tertib dan rapi, atau termasuk yang ketika sedang terburu-buru menjadi sembarangan ?

Hal ini dapat diamati dengan perilakunya di rumah dalam keseharian.

Dengan mengetahui hal itu maka sebagai orang tua kita bisa memberikan pendampingan sambil menemani anak kita.

--------------------

Selamat menemani anak.

Selamat menemani anak supaya tetap disiplin dan tidak sembarangan walaupun pada saat sedang terburu-buru.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----

Foto dan tulisan oleh  Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial. Magister Manajemen di bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri & Komunikasi, dan Praktisi Perbankan.
 
 
  
 
www.holiparent.blogspot.com diterbitkan oleh "Holiparent Studio 89" (dahulu "Jantera Study 89") yang memberikan bimbingan & konsultasi untuk anak-remaja-dewasa tentang Article Writing & Scientific Photography for  Communication & Creativity Purposes. Bimbingan & konsultasi di Jalan Anjasmoro V no. 24 Semarang setiap Senin-Jumat pk. 18.00-21.00 (Minggu pagi khusus Scientific Photography - Outdoor).