Rabu, 19 September 2012

Menemani Anak : MENGENALKAN "PRINSIP MARKETING" SUPAYA TIDAK JADI ORANG "EGOIS"



Lewat foto humaniora, anak dapat mengembangkan ketrampilan sosialnya dalam berhubungan dengan orang lain. Apalagi, kalau foto-foto humaniora yang dibuat anak kemudian dibagikan kepada orang lain yang berminat, dengan menggunakan prinsip marketing (mengenali dan memenuhi kebutuhan orang lain, membuat orang lain senang, dan diri sendiri juga mendapat manfaat yang seimbang untuk itu) yang dikenalkan oleh orang tuanya.

Foto di atas dibuat oleh Bernardine Agatha, siswi kelas VIII-F / 5 SMP Pangudi Luhur "Domenico Savio" dalam acara "Loyola Sport, Academic, and Art Competition" di SMA Kolese Loyola Semarang tanggal 8 September 2012. Foto humaniora ini menampilkan anak-anak yang tinggal di sekitar SMA Kolese Loyola, dengan kepolosan dan kesederhanaannya, ikut menikmati acara di dalam sekolah SMA Kolese Loyola sambil menabuh kaleng-kaleng bekas ketika menjadi suporter olah raga sepak bola. Foto ini kemudian di-up load di blog www.domsavianpictures.blogspot.com yang dikelola oleh Bernardine Agatha sehingga bisa dilihat dan di-down load oleh banyak orang yang berminat secara gratis.

-----------------------------------------------------------



Sebenarnya, istilah  ego yang digunakan seringkali tidak sama betul dengan istilah yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya.

Ego oleh kalangan psikologi dilihat sebagai penyeimbang antara id yang mengutamakan kesenangan / kepuasan diri sendiri dan superego yang mengutamakan norma / tata aturan yang berlaku di masyarakat.

Orang yang baik adalah orang yang ego-nya berdaya sehingga mampu menyeimbangkan id dan superego.
Sebab, kalau ego tidak berdaya, maka keseimbangan id dengan superego tidak akan tercapai.

Kalau id lebih kuat dari superego (karena ego tidak berdaya untuk menyeimbangkan), maka orang itu akan mengutamakan kepentingan / kesenangan / kepuasan dirinya saja. Masyarakat umum menyebutnya egois.

Sebaliknya, kalau superego lebih kuat daripada id (karena ego tidak berdaya untuk menyeimbangkan, maka orang itu selalu mengutamakan ketaatan pada norma / tata aturan masyarakat, sampai-sampai dia sendiri tidak pernah memikirkan keperluan / kesenangan pribadinya.

--------------------

Istilah egois di sini digunakan sesuai arti yang berkembang di masyarakat. Artinya, terlalu mengutamakan ke-aku-an.

Istilah yang "salah kaprah" tetapi tetap dipakai ini bukan hanya terjadi di bidang Psikologi. Di bidang Perikanan (saya dan istri adalah Sarjana Perikanan Undip) dikenal istilah seaweed alias alga. Ini berbeda dengan seagrass  alias rumput laut. Menurut Ilmu Perikanan,  rumput laut itu adalah lamun atau rumput betulan (akarnya tertanam di tanah, daunnya berkloropil dan bentuk daunnya seperti rumput gajah yang tumbuh di darat) tetapi tumbuh / tertanam di dasar laut dan daun-daunnya terendam air laut semua.

Sedangkan rumput laut yang dimaksud oleh masyarakat adalah seaweed alias alga. Ini tidak ada akarnya yang tertanam di dasar laut, bentuk daunnya tidak mirip rumput yang tumbuh di darat (karena memang berbeda) dan belum tentu berkloropil. Agar-agar itu sebenarnya dibuat dari seaweed alias alga, tetapi masyarakat menyebutnya dibuat dari rumput laut.

Tetapi karena istilah rumput laut ini sudah begitu populer di masyarakat, sampai-sampai Prof Dr Ir Widodo Farid Ma'ruf, M.Sc  dari Undip  ketika berbincang dengan saya juga menggunakan istilah rumput laut untuk menyebut alga.

Jadi, saya memilih menggunakan makna egois sesuai yang sudah berkembang di masyarakat, supaya lebih komunikatif.

--------------------

Tentu saja, sesuai makna yang sudah berkembang di masyarakat luas, orang yang egois adalah orang yang tidak baik, karena ego-nya terlalu besar (menurut orang Psikologi : Id-nya terlalu besar), sehingga tidak punya tenggang rasa kepada orang lain.

Nah, kita sebagai orang tua memang perlu menemani anak supaya anak tidak menjadi egois lewat kegiatan nyata yang bermanfaat bagi orang lain.

Mengapa dalam tulisan ini saya tuliskan "mengenalkan prinsip marketing" ?

Karena sebagai praktisi marketing (sebelum akhirnya saya menjadi Ilmuwan Psikologi; saya menyelesaikan pendidikan Magister di bidang Marketing 12 tahun lalu) saya melihat bahwa prinsip marketing itu adalah peduli kepada orang lain, melihat / mengenali kebutuhan orang lain, dan akhirnya menyediakan barang / jasa untuk memenuhi kebutuhan orang lain itu. Dengan begitu orang marketing akan bisa berbisnis dengan orang itu dalam jangka panjang, orang itu merasa senang karena kebutuhannya terpenuhi, dan dia tidak merasa ditipu / diekspoitasi.

Singkat kata, orang marketing itu harus peduli kepada orang lain, dan karena itu dia tidak boleh egois. Orang marketing yang egois tidak akan sukses karena dia mengutamakan kemauan dirinya sendiri, dan tidak mengutamakan kebutuhan orang lain yang bisa dipenuhinya.

Orang marketing dengan begitu memiliki banyak teman dan dia pun semakin banyak memperoleh hasil dari kegiatan mengenali dan memenuhi kebutuhan teman-temannya tersebut (=berjualan kepada konsumen).

--------------------

Blog www.domsavianpictures.blogspot.com yang dibuat anak saya sebenarnya adalah buah dari ketidaksengajaan yang berpegang pada prinsip marketing tadi : membuat orang lain senang (karena kebutuhannya dikenali, karena kebutuhannya dipenuhi).

Sebagai seorang jurnalis / fotografer di sekolahnya (anak saya sudah senang memotret sejak umur 7 tahun), ketika itu dia bertanya kepada saya bagaimana caranya supaya foto-foto itu dapat dinikmati oleh semua teman sekolahnya.

Saya menjawab, dulu saya memang selalu mencetak dan kemudian membagi-bagikan foto hasil jepretan saya kepada orang-orang, dan dengan cara itu saya punya banyak teman dan mudah sekali menambah teman baru.

Tetapi sekarang ini foto-foto digital dapat dibagikan kepada banyak orang dengan facebook. Juga dengan blog.  Dan saya memang menyarankan anak saya untuk membuat  blog sendiri, yang kemudian ditautkan ke facebook.   (Tentu saja saya juga menemani dan sekaligus memberi contoh nge-blog, karena saya sendiri juga seorang blogger aktif di blog ini : www.holiparent.blogspot.com).

Kenapa harus membuat blog sendiri, baru kemudian ditautkan ke facebook ?

Karena dengan membuat blog sendiri, anak bisa lebih leluasa mendisain blog, lebih bisa bebas menulis panjang-panjang, selain tentu saja tetap bisa memuat banyak foto.

--------------------

Ketika blog anak saya (www.domsavianpictures.blogspot.com) sudah jadi, saya juga berpesan kepada anak saya supaya membagikan potongan-potongan kertas berisi pemberitahuan bahwa foto-foto kegiatan sudah bisa dilihat di blog itu secara gratis.

Tentu saja, saya berpesan bahwa blog itu harus berisi foto banyak orang, bukan hanya menampilkan foto-foto dirinya sendiri. Sebab orang akan tertarik untuk membuka blog dan menyebarluaskan informasi tentang blog ini dari mulut ke mulut kalau di blog itu ada foto tentang dirinya, tentang temannya, tentang sekolahnya, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan dia. Kalau suatu blog hanya berisi foto-foto pribadi / diri sendiri dari pembuat blognya, maka orang lain akan enggan berkunjung lagi / akan enggan berkunjung secara rutin (atau memberitahu teman-temannya yang lain).

--------------------

Jujur saja, anak saya agak pendiam. Tetapi dengan cara memotret dan membuat blog seperti di atas, ada proses sosialisasi yang menerapkan prinsip-prinsip marketing yang berguna bagi anak : sekalipun cenderung pendiam, tetapi dikenal / punya banyak teman karena banyak orang yang merasakan manfaat dari karya anak (dalam hal ini : foto-foto diri mereka yang dimuat di blog dalam tempo yang singkat).

--------------------

Selamat menemani anak.

Selamat mengenalkan anak dengan prinsip-prinsip marketing yaitu memperhatikan / peduli / mengenali kebutuhan orang lain dan melakukan apa yang bermanfaat / yang dapat memenuhi kebutuhan orang lain itu, sehingga sosialisasi anak berjalan dengan baik (anak punya banyak teman (meskipun anak memang cenderung pendiam).

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----

Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial. Magister Manajemen di bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri, dan Praktisi Perbankan.

 
  
www.holiparent.blogspot.com diterbitkan oleh "Holiparent Studio 89" (dahulu "Jantera Study 89") yang memberikan bimbingan & konsultasi untuk anak-remaja-dewasa tentang Article Writing & Scientific Photography for  Communication & Creativity Purposes. Bimbingan & konsultasi di Jalan Anjasmoro V no. 24 Semarang setiap Senin-Jumat pk. 18.00-21.00 (Minggu pagi khusus Scientific Photography - Outdoor).