Sabtu, 01 September 2012

MENEMANI ANAK - BELAJAR PER-AIR-AN SAMBIL JALAN-JALAN



Menemani Anak - Belajar tentang Per-air-an sambil Jalan-Jalan.

Kalau anak kita sudah kelas V atau VI SD atau kelas VII SMP (dulu disebut kelas I SMP), tentu sudah mulai menghafalkan (dalam pelajaran IPA) bahwa plankton adalah makhluk hidup yang sangat kecil, yang harus dilihat dengan mikroskop. Bahwa plankton ada yang bersifat tumbuhan dan disebut phytoplankton. Tetapi ada juga plankton yang bersifat hewan / binatang dan disebut zooplankton.


Mengapa saya menyebutnya dengan  bahwa anak harus menghafal tentang plankton ? Karena pada kenyataannya anak memang harus hafal itu, meskipun dalam kenyataan sehari-hari anak tidak pernah berjumpa dengan plankton yang secara nyata dapat dilihat dengan mata telanjang. Plankton memang beda dengan mangga, jambu, durian, nanas, atau gajah, singa, burung kakatua yang semuanya itu dapat dijumpai / dilihat dengan mata.

(Beberapa anak bisa jadi  justru teringat pada Plankton, musuhnya Mister Crabb  dalam film kartun  Spongebob. Tentu saja, sesungguhnya plankton  tidak bermata satu seperti ini.  Tetapi bahwa film kartun Spongebob sudah ikut mengenalkan anak kita pada istilah plankton, kita wajib menghargai  sang pencipta film kartun Spongebon. Beliau ini memang seorang  Sarjana di bidang Biologi Laut, dan sekaligus hobi / mahir menggambar. Maka dari kreativitas mengombinasikan  ilmu dan hobinya itu lahirlah film kartun Spongebob. Tentang film kartun Spongebob dan penciptanya, bisa dibaca di tulisan blog Holiparent ini di edisi Mei 2012).

--------------------

Memang, wujud satu per satu plankton hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Tetapi kita sebagai orang tua dapat mengenalkan keberadaan dan kegunaan plankton kepada anak-anak kita dalam kehidupan sehari-hari tanpa mikroskop.

Dulu, pada saat masih ada kolam ikan hias di rumah kami, saya biasa bercerita tentang plankton kepada anak saya. Kebetulan, air kolam ikan hias itu berwarna hijau. Mungkin, orang kebanyakan menyebutnya lumut. Tetapi, itu bukan lumut. Itu adalah plankton tumbuhan alias phytoplankton. Ini berguna juga sebagai makanan ikan (untuk ikan herbivora / pemakan tumbuhan dan ikan omnivora / pemakan tumbuhan sekaligus hewan).


Nah, apabila kita di rumah kebetulan punya kolam ikan hias dan airnya berwarna hijau, itu bisa dijadikan bahan cerita / alat peraga tentang plankton.  Atau, barangkalai saat makan di rumah makan atau sedang jalan-jalan dan bertemu dengan air kolam yang berwarna hijau, itulah saatnya kita bercerita tentang plankton.

 
Mungkin karena kebetulan tidak kuliah di bidang yang mempelajari plankton (kalau saya dan istri saya dulu kebetulan sama-sama kuliah di Perikanan Undip dan belajar tentang plankton dalam kuliah Planktonology), maka cukuplah kiranya apabila anak kita ingatkan dengan pelajaran yang telah dihafalkannya bahwa yang sedang kita lihat / temui itu adalah plankton (yang tempo hari dihafalkan). Dengan demikian hafalan anak akan dilengkapi / didukung dengan peng-lihat-an, sehingga ilmu pengetahuan itu sekarang bukan sekedar hafalan tetapi merupakan pengalaman hidup karena sudah ditemui secara nyata. Anak juga bisa diingatkan tentang rantai makanan / jaring-jaring makanan : bahwa plankton dimakan ikan, bahwa ikan kemudian dimakan kita (manusia) atau kucing dan sebagainya.

Jadi, ide dasarnya adalah menemani anak untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman nyata yang dikaitkan dengan ilmu pengetahuan yang sudah dihafalkannya dalam pelajaran sekolah. Dengan demikian ilmu pengetahuan itu bukan sekedar dihafalkan untuk mendapatkan nilai baik saat ulangan di sekolah, tetapi benar-benar tertanam dalam diri anak sebagai pengalaman hidup yang pada saatnya nanti dapat digunakan anak untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan ini.

(Pemikiran ini didasarkan pada pengalaman  saya sebagai  Praktisi Psikologi Industri : bahwa ada cukup banyak Sarjana yang memiliki nilai baik ketika kuliah tetapi tidak mampu menerapkan / menggunakan  ilmu teorinya  itu untuk memecahkan masalah pekerjaan / kehidupan karena  ilmu teori itu hanya sebatas dihafalkan tetapi tidak dicocokkan dengan kenyataan / hal-hal nyata dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak tumbuh berkembang sebagai sebuah pengalaman hidup).

----------

Selamat menemani anak.

Selamat menemani anak untuk mencocokkan teori / hafalan pelajaran sekolah dengan kenyataan yang ada dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ilmu pengetahuan teoritis / hafalan itu sungguh-sungguh menjadi pengalaman hidup bagi anak.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----

Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial. Magister Manajemen di bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri, dan Praktisi Perbankan.

www.holiparent.blogspot.com diterbitkan setiap hari oleh "Holiparent Studio '89" (dahulu : Jantera Study '89), yang memberikan jasa pendampingan photoscience & article writing untuk anak, remaja, dan orang tua.