Sabtu, 15 September 2012

MENEMANI ANAK : BELAJAR DARI CERITA PRAKTISI BISNIS


Mbak Okta adalah salah satu sumber daya manusia yang dididik di "Anameli" (Distributor Indosat) dengan prinsip bisa karena terbiasa melakukan hal-hal yang baru dan baik.
Di suatu sore, saya berkesempatan bercakap-cakap dengan Bapak Ali, pemilik Anameli yang dikenal sebagai Distributor Indosat di Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Salatiga, dan Pekalongan.

Penampilan Bapak Ali sederhana, dan itu menarik perhatian saya. Tetapi bukan itu yang mau saya jadikan bahan tulisan dalam blog ini.

--------------------

Kebiasaan. Orang bisa melakukan sesuatu karena biasa melakukan itu. Bisa karena terbiasa. Begitu yang selalu dikatakan Bapak Ali, dan prinsip ini dipegangnya dengan sungguh-sungguh.

Dan berdasarkan prinsip ini pula, Bapak Ali secara tegas mengatakan bahwa dia berhasil mendirikan dan mengembangkan bisnisnya mulai dengan modal pas-pas-an.

Membiasakan diri melakukan hal-hal baik, maka orang akan bisa karena terbiasa.

--------------------

Lalu, ada lagi prinsip yang dipegang Bapak Ali. Bahwa pengetahuan adalah dasar untuk perubahan / kemajuan.

Bapak Ali selalu ingat akan ilmu yang diperolehnya pada saat kuliah di Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro bahwa ada 3 C yang selalu diperhatikannya dalam membangun bisnis : My Corporate, My Change,  My Competitor.

Artinya, perusahaanku sekarang seperti apa, pesaingku sekarang seperti apa, dan perubahan seperti apa yang harus aku jalani / yang harus aku lakukan.

--------------------

Berangkat dari data & fakta, lalu mengolah itu menjadi informasi dan menjadikannya panglima dalam mengambil keputusan bisnis, adalah prinsip ketiga yang saya dengar langsung dari Bapak Ali dalam obrolan santai malam itu.

Bapak Ali mengatakan bahwa metodologi pengolahan data & fakta itu sangat penting dalam menyimpulkan tentang keadaan bisnis dan dalam mengambil keputusan tentang apa yang seharusnya dilakukan.

Dalam obrolan itu saya mengungkapkan pengalaman saya bahwa beberapa perusahaan saya ketahui dengan pasti ambruk karena tidak menerapkan apa yang disampaikan Bapak Ali tadi. Data dan fakta yang ada tidak diolah dan tidak digunakan sebagai dasar untuk  mengambil keputusan, tetapi keputusan justru diambil berdasarkan selera & asumsi yang dipilih & dikembangkan sendiri (tidak digunakan Metodologi Riset yang memenuhi kaidah keilmuan).

--------------------

Bagi saya, obrolan-obrolan seperti itu baik kalau dijadikan bahan cerita kepada anak. Tentu saja, dengan memperhatikan usia anak. Anak kelas 5 atau 6 SD atau usia SMP sudah mampu diberi cerita tentang hal-hal seperti itu.

Supaya anak juga menjadi terbiasa belajar / menambah pengetahuan praktis dari cerita-cerita pengalaman nyata, bukan hanya belajar teori dari buku.

Apalagi, ketika Pemerintah sekarang ini sedang menggalakkan jiwa / semangat berwiraswasta kepada generasi muda, maka cerita-cerita praktis berdasarkan pengalaman bisnis seperti itu layak ditanamkan sejak masih kanak-kanak / remaja.

--------------------

Selamat menemani anak.

Selamat menanamkan cerita-cerita praktis / pengalaman bisnis kepada anak sejak usia remaja / remaja awal.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----

Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial. Magister Manajemen di bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri, dan Praktisi Perbankan.



Www.holiparent.blogspot.com diterbitkan oleh "Holiparent Studio 89" (dahulu "Jantera Study 89) yang memberikan bimbingan & konsultasi anak - remaja - dewasa dalam Article Writing & Scientific Photography for Communication & Creativity Purposes. Bimbingan / Konsultasi di Jalan Anjasmoro V no. 24, Senin - Jumat pk. 18.00 - 21.00 WIB (Minggu pagi khusus program Scientific Photography - Outdoor).