Kamis, 06 September 2012

MENANAMKAN POLA PIKIR PRAKTIS TEKNIS




Dalam beberapa tulisan blog saya terdahulu, saya selalu mengatakan perlunya anak dibiasakan mengamati dan berpikir tentang hal-hal yang sifatnya teknis, bukan hanya sekedar konsep / teori saja. Mengapa demikian ? Supaya kelak anak (ketika sudah dewasa / sudah bekerja) tidak sekedar ahli ngomong konsep / teori saja, tanpa tahu bagaimana secara teknis / praktis mengerjakan / menyelesaikan sesuatu. Sebab, pekerjaan / permasalahan tidak akan pernah selesai kalau hanya ngomong konsep / teori saja.

Sebagai praktisi psikologi industri, hal seperti itu memang merupakan kenyataan. Karyawan yang sukses adalah yang secara teknis / praktis mampu menyelesaikan pekerjaan / permasalahan, tentu saja dengan didasari konsep / teori yang tepat. Boss atau atasan yang sukses adalah yang selain mampu memberikan konsep / teori yang tepat, juga menguasai bidang teknis / praktis tentang hal itu (sehingga konsep / teorinya memang masuk akal untuk dilaksanakan).

--------------------

Karena blog ini adalah tentang orang tua dalam menemani anak, maka kita kembali ke kegiatan orang tua : bagaimana membiasakan anak untuk mengamati & berpikir teknis ?

Hal ini bisa dilakukan dengan mudah dan sederhana saja. 

Misalnya, pada saat jalan-jalan pagi di hari Minggu / hari libur, anak kita ajak untuk melihat / mengamati bagaimana tiang-tiang papan reklame di tepi jalan itu bisa kokoh berdiri tegak. 

Anak kita ajak untuk melihat bahwa ada tahapan / teknik khusus yang digunakan supaya tiang itu berdiri dengan kokoh dan tidak roboh. Karena kalau roboh, akan membahayakan banyak orang / kendaraan / rumah yang ada di sekitarnya. Sampai di sini, sebenarnya anak sudah diajak berpikir juga tentang risiko yang harus dihindari / diatasi dengan hal-hal teknis.

Maka anak akan menjadi tahu bahwa tiang papan reklame itu tidak langsung ditanam begitu saja di dalam tanah, karena konstruksi itu tidak kokoh. Harus ada landasan yang kokoh di bawahnya, yang kemudian dihubungkan dengan mur-baut (supaya praktis), dan mur-baut itupun haruslah kuat. 

--------------------

Dalam (ilmu) Psikologi (tepatnya : Psikologi Koginitf, yaitu Psikologi yang membahas tentang otak / pikiran manusia), dibahas bahwa ketika seseorang sedang berusaha menyelesaikan / memecahkan masalah, maka dia akan menggunakan data base pengetahuan yang sudah dimilikinya (di dalam otak / pikirannya) untuk menyelesaikan / memecahkan masalah itu. 

Semakin banyak / luas data base pengetahuan yang sudah dimilikinya, maka kemungkinan-kemungkinan / alternatif-alternatif penyelesaian / pemecahan masalah itu akan semakin banyak / luas / bervariasi / kreatif.

Di sini, pengalaman yang diberikan oleh orang tua kepada anak untuk mengamati dan selalu membiasakan diri berpikir dari aspek teknis / praktis semoga juga semakin menambah luas dan banyak data base pengetahuan anak, dan pada saatnya nanti dapat secara alamiah digunakan oleh anak untuk menyelesaikan / memecahkan masalah-masalahnya secara kreatif dan baik (bahkan sampai saat dia sudah menjadi manusia dewasa dan bekerja).

--------------------

Selamat menemani anak.

Selamat menemani anak untuk membiasakan diri dengan memperhatikan hal-hal teknis, dari benda-benda sederhana yang ada di sekitar kita. Misalnya : konstruksi pemasangan tiang papan reklame supaya kokoh dan kuat.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----

Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial. Magister Manajemen di bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri, dan Praktisi Perbankan.

www.holiparent.blogspot.com diterbitkan oleh HOLIPARENT STUDIO 89 (dahulu Jantera Study 89) - Photography & Article Writing for Communication & Creativity Purposes.