Jumat, 17 Agustus 2012

MENEMANI ANAK - MENSYUKURI KEMERDEKAAN


Kalaupun kita bekerja di perusahaan swasta yang tidak mengenal "tradisi" Upacara Bendera di tempat kerja, setidaknya bisa menggunakan "pin" bendera Merah Putih yang disematkan di baju menjelang tanggal 17 Agustus. 

Penggunaan "pin" yang sederhana ini secara bersama-sama di tempat kerja akan membuat suasana menjadi berbeda : setidaknya, sekali dalam setahun, semua orang "menyadari" bahwa kita ini adalah satu bangsa.

Dan, kebiasaan ini juga harus "ditunjukkan" kepada anak : bahwa karena orang tua bekerja di perusahaan swasta yang tidak ada "tradisi" Upacara Bendera, maka semua karyawan menyematkan "pin" Bendera Merah Putih menjelang tanggal 17 Agustus. Pesaan kepada anak adalah : karena di sekolah ada "tradisi" Upacara Bendera, maka harus diikuti dengan khidmat dan penuh rasa syukur; bukan cuma rutinitas dan keterepaksaan.

(Penulis adalah alumnus Latihan Kepemimpinan Pemuda Tingkat Nasional Angkatan XXII / Cibubur tahun 1990 yang diadakan oleh Kantor Menteri Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia - sebagai wakil dari unsur Mahasiswa Universitas Diponegoro). 

-------------------- 




Menjelang HUT Proklamasi Kemerdekaan R.I. selalu ada yang terasa beda. Bendera dan umbul-umbuk Merah Putih berkibar di mana-mana. Gapura di depan jalan kampung di-cat baru. Jalan-jalan di kampung juga diberi garis tepi dengan cat (biasanya warna putih). Dan, teman-teman sekantor saya memasang pin / emblem Merah Putih di dada sebelah kiri.

--------------------

Masihkan kita mengajak anak-anak kita merasakan bahwa menjelang 17 Agustus memang suasananya beda ?

Di zaman yang serba mementingkan keperluan pribadi sekarang ini, membicarakan masalah nasionalisme dan kebangsaan memang terasa aneh. Tetapi, kalau anak kita tidak kita cerita-in dengan kisah-kisah heroik perjuangan bangsa ini, maka lambat laun semangat kebangsaan ini akan hilang.

--------------------

Apakah kita masih meluangkan waktu untuk menemani anak kita menghias sepedanya dengan kertas berwarna Merah Putih ?

Apakah kita masih "meluangkan waktu" untuk menemani anak mengikuti "karnaval tingkat kampung" ?

Sepertinya sederhana, tetapi anak akan "mencatat" pengalaman ini di dalam hatinya. Menjadi kenangan yang abadi.

-----------------

Selamat menemani anak.

Selamat menemani anak menghias sepedanya dengan kertas warna Merah Putih untuk ikut karnaval.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----

Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial. Magister Manajemen di bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri, dan Praktisi Perbankan.