Kamis, 30 Agustus 2012

MENEMANI ANAK - BERKUNJUNG KE PANTI ASUHAN




Foto ini dibuat di Panti Asuhan "Wikrama Putra" di Ngaliyan, Kota Semarang. Saya tidak sengaja menemukan foto lama ini ketika sedang menata ulang tumpukan foto lama di rumah. Mungkin dibuat tahun 2005-an.

--------------------

Berkunjung ke panti asuhan bersama anak merupakan salah satu kegiatan yang baik untuk dibiasakan. Tentu saja, sejak masih di rumah / belum berangkat, anak sudah diberi penjelasan bahwa kita akan mengunjungi teman-teman kita yang tinggal di panti asuhan. Nah, tergantung pada umur anak dan daya tangkap anak, orang tua dapat memberikan penjelasan kepada anak apa panti asuhan itu dan mengapa ada teman-teman kita yang tinggal di panti asuhan.

--------------------

Hal yang menjadi tantangan bagi kita sebagai orang tua pada saat mengajak anak berkunjung ke panti asuhan adalah bahwa anak (dan juga kita) bisa bermain bersama mereka (teman-teman di panti asuhan) dan tidak mengambil jarak dengan mereka.

Dengan bermain bersama dengan teman-teman di panti asuhan, anak kita (terutama apabila kita mulai mengajak anak bermain ke panti asuhan sejak usia 5 atau 6 tahun) akan merasa akrab dengan mereka, dan secara perlahan anak kita beritahu arti dari anak panti asuhan : bahwa mereka adalah teman-teman kita yang tidak memiliki ayah dan ibu, karena itu ayah dan ibunya adalah para pengasuh di panti asuhan.

Secara praktis, dalam diri anak akan timbul rasa kasih yang lebih besar kepada teman-temannya yang ada di panti asuhan, dan juga di dalam diri anak timbul rasa syukur yang lebih besar karena anak memiliki ayah dan ibu. Intinya, di dalam diri anak ditumbuhkembangkan sikap bahwa semua itu adalah anugerah Tuhan dan bahwa kita hidup harus saling tolong-menolong dalam kasih.

--------------------

Dari pengalaman juga, ternyata anak pada saat ulang tahun tidak melupakan teman-temannya di panti asuhan. Artinya, selain membagi-bagikan makanan untuk teman-teman satu kelas di sekolahnya, anak juga berkeinginan membagi-bagikan makanan untuk teman-temannya di panti asuhan.

Bahkan, pada saat anak sudah kelas 5 atau 6 SD, anak bisa berkeinginan bahwa ulang tahunnya tidak usah dirayakan, tetapi dananya diserahkan saja ke teman-teman di panti asuhan untuk membeli buku, membeli pakaian, dan sebagainya. (Ini berdasarkan pengalaman yang sudah ada). Anak sudah secara alamiah memiliki kepeculian sosial karena sejak kecil sudah dikenalkan dengan teman-temannya yang ada di panti asuhan.

-------------------------

Sebenarnya, bersama dengan anak, kita (orang tua) juga bisa belajar hal yang lain lagi di panti asuhan : tentang usaha dilandasi doa, dan tentang ke-percaya-an kepada Tuhan Yang Mahaesa bahwa Dia-lah yang mengatur segalanya menjadi baik.

Dalam banyak kesempatan bertemu dengan pengelola panti asuhan, ada kesan yang mendalam yang bisa kita tangkap tentang hal itu. Para pengelola panti asuhan ini selalu mengatakan bahwa kalau dihitung secara manajemen, panti asuhan ini tidak bisa jalan, karena pemasukan tetapnya jauh lebih kecil daripada pengeluarannya. Tetapi selalu saja ada orang datang memberikan bantuan. Tuhan mengatur semuanya menjadi baik, asalkan kita berdoa dan berupaya. 

--------------------

Selamat menemani anak.

Selamat menemani anak sekaligus belajar bersama anak dari para pengelola panti asuhan. Selamat menumbuhkan sikap kasih kepada saudara-saudara dan teman-teman kita di panti asuhan.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o----- 

  • Foto oleh Susana Adi Astuti.
  • Tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph, Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial. Magister Manajemen di bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri, dan Praktisi Perbankan.