Senin, 06 Agustus 2012

SEKEDAR NOSTALGIA DENGAN PROF. FARID (PERIKANAN UNDIP)



Saya dan istri saya sedang belanja di Giant Supermarket - Marina Semarang sore ini, ketika tiba-tiba saja kami bertemu Profesor kami ketika kami kuliah di Perikanan Universitas Diponegoro. (Saya dan istri saya sama-sama kuliah di sini tahun 1989 dan lulus tahun 1995).

Sebenarnya, saya secara teknis tidak sedang menemani istri berbelanja saat itu. Istri saya belanja sambil mendorong gerobak belanjaan, sedangkan saya memotret ikan-ikan segar yang dijual dalam wadah khusus dan diberi es batu yang sudah dihancurkan (supaya ikannya tetap segar).

Lalu, tiba-tiba datang Prof. Farid menyapa saya....

--------------------

Prof. Dr. Ir. Widodo Farid Ma'ruf, M.Sc adalah dosen Post Harvest Technology saya dan istri saya. (Saya dan istri saya sama-sama Sarjana Perikanan di bidang Aquaculture, tetapi ketika itu kami juga mendapat kuliah Post Harvest Technology. Maklum, ketika itu Perikanan Undip belum dibagi menjadi macam-macam Program Studi seperti sekarang ini, sehingga setiap mahasiswa ----- apapun bidang penelitiannya nanti ----- mendapat semua kuliah dari semua bidang program studi).

Seperti dulu, Prof. Farid masih sangat energik. Konsultan FAO dan mantan birokrat di Kementrian Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia ini memang pakar di bidang rumput laut (sebenarnya, yang dimaksud adalah "alga". Kalau "rumput laut" sebenarnya adalah "lamun" alias rumput (seperti "rumput darat") yang benar-benar tumbuh di dasar laut. Tetapi karena masyarakat umum sudah "salah kaprah" menyebut "alga" dengan istilah "rumput laut", maka secara "kompak" dan “otomatis” Prof. Farid dan saya serta istri saya sudah seperti "tahu sama tahu" bahwa yang dimaksud dengan "rumput laut" adalah "alga").

Bertemu Prof. Farid adalah anugrah tersendiri. Beliau bercerita tentang pengalaman beliau keliling Indonesia menggalakkan budidaya rumput laut (alga) sejak tahun 2000. Beliau juga menjelaskan bahwa "waste" (sisa olahan) rumput laut (alga) bisa dijadikan pupuk organik yang sangat bagus kualitasnya, karena mengandung "trace elements" yang sangat komplit. Beliau juga bilang, di Jerman pupuk organik seperti ini sudah sangat terkenal. (Indonesia juga sudah mulai memproduksi dan menggunakan pupuk jenis ini).

Bahkan, Prof. Farid juga bercerita bahwa ada rumput laut (alga) yang bisa dijadikan bahan pembuat kertas dan bahan semikonduktor (paten-nya dipegang oleh Samsung Korea), serta bahan batu bata "irit semen" untuk membangun rumah dan sebagianya (sangat tepat digunakan di daerah-daerah di Indonesia yang semen mahal harganya).

--------------------

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Dengan segala keterbatasan saya (yang sudah lama tidak berkecimpung di "dunia" perikanan (sebagai informasi, rumput laut (alga) memang dipelajari di Jurusan Perikanan Undip, namanya "Algologi")), saya tetap mencoba menuliskan apa yang diteliti dan dipopulerkan oleh Prof. Farid (sebagaimana diceritakan beliau kepada saya di Giant Supermarket sore itu.

Semoga cerita ini dapat menambah wawasan pengetahuan, dan dapat menjadi bahan cerita "ilmiah" untuk anak kita. (Tentang gambar alga / rumput laut, ada banyak di internet; bisa dicari lewat "Google").

--------------------

Selamat menemani anak.

"Menemani Anak = Mencerdakan Bangsa".

-----o0o-----

Terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Widodo Farid Ma'ruf, M.Sc., Guru Besar Perikanan Universitas Diponegoro.

Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph dan Susana Adi Astuti. Tinus dan Astuti adalah Sarjana Perikanan Undip dengan predikat Cumlaude. Keduanya adalah Magister Manajemen di bidang Pemasaran dan praktisi perbankan sejak 1996.

Tinus juga Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Praktisi psikologi industry dan penulis di media massa.