Jumat, 20 Juli 2012

CERITA UNTUK ANAK DARI PENGALAMAN KERJA


Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Suatu ketika saya ikut pelatihan tentang keselamatan kerja. Pelatihnya pintar. Artinya, berpengalaman, berpengetahuan, dan pandai mengajar.

Saya jadi dapat banyak pengetahuan.

Nah, salah satu ceritanya yang menarik adalah tentang tabung gas elpiji : mengapa tabung gas elpiji bisa meledak ? Bagaimana mencegahnya ?

Jujur saja, saya tidak tahu.

Begitu juga banyak peserta lainnya.

Maka, Sang Pelatih pun mulai menjelaskan.....

--------------------

Dari cerita Sang Pelatih, saya baru tahu kalau sebenarnya bukan tabung gas elpiji yang meledak. 

Tetapi ketika ada tabung atau pipa yang bocor, maka gas elpiji akan mengalir ke luar dan mengisi ruangan.

Karena biasanya tabung gas elpiji ini diletakkan di atas lantai, maka letak tabung gas ini lebih rendah daripada kompor. 

Nah, gas yang keluar dari tabung atau pipa yang bocor ini akan naik ke atas, karena lebih ringan dari udara.

Pada saat gas elpiji "hasil bocoran" yang mulai memenuhi bagian bawah ruangan ini naik ke atas, sampailah dia pada api kompor. Dan pada saat itulah, kerena kena panas api, gas elpiji "hasil bocoran" itu akan memuai sehingga tekanan di dalam ruangan itu naik menjadi berlipat-lipat. 

Dan akhirnya, ruangan itu meledak !

(Saya juga baru tahu kalau yang meledak itu ruangannya, bukan tabungnya....)

--------------------

Pertanyaan berikutnya : bagaimana supaya kalau ada tabung atau pipa bocor, tidak terjadi ledakan seperti cerita di atas ?

Jawabannya : taruh tabung elpiji di luar ruang dapur. Sehingga, kalau ada kebocoran, maka gas "hasil bocoran" langsung naik ke "udara bebas  / terbuka" (tidak terkena api kompor).

Cara lain : kalau pun tabung elpiji tetap ditaruh di dalam ruang dapur, tarus di dekat dinding luar, dan buatkan lubang / jendela di dekat tabung elpiji itu. Sehingga kalau ada kebocoran, gas elpiji "hasil bocoran" akan "tersedot" ke luar ruangan dan selanjutnya "naik ke atas, ke udara bebas / terbuka" dan tidak terkena api kompor.
--------------------

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Kebetulan di dekat rumah kami ada warung soto yang "meledak" karena "kebocoran gas elpiji".

Jadi, ketika cerita yang baru saya dapatkan di ruang pelatihan itu saya ceritakan ulang kepada anak saya, anak saya mendengarkannya dengan sungguh-sungguh, karena tahu dengan pasti bagaimana akibat ledakan gas elpiji di warung soto dekat rumah.

Apa yang hendak saya sharingkan dalam tulisan ini adalah : pengalaman atau pengetahuan yang kita dapatkan di pekerjaan, dapat juga kita jadikan bahan menemani anak / bahan bercerita untuk anak, asalkan anak memiliki gambaran yang jelas tentang hal itu.

Pada contoh di atas, anak kebetulan punya gambaran yang jelas tentang akibat dari ledakan gas elpiji. Maka ketika anak "dicerita-in" tentang pengetahuan "ledakan gas elpiji dan pencegahannya", anak menjadi tertarik (dan sekaligus menambah pengetahuannya).

--------------------

Selamat menemani anak.

Selamat memberikan tambahan cerita / pengetahuan yang berasal dari pengalaman kerja. Asalkan, anak punya gambaran yang jelas tentang hal itu.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".


-----o0o-----


  • Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial.